Kenapa OKR Jangan Berasa KPI

Agile Innovation Labs
2 min readJan 24, 2021

--

Akhir-akhir ini, pendekatan OKR semakin populer saja, tidak hanya dalam sektor swasta tapi juga di sektor publik.

OKR banyak diminati karena kesan psikologisnya yang lebih terasa “stretching”, merentangkan kinerja sebuah tim. Selain itu, penampakan visual OKR yang mirip-mirip dengan pendekatan kinerja yang lebih dulu dipakai — KPI (Key Performance Indicator) — membuatnya lebih intuitif (mudah dimengerti).

Tapi tunggu dulu … beda konteks lho OKR dan KPI. salah-salah menerapkan OKR dalam setting sebuah KPI (atau alat pengukuran kinerja), bisa berakibat:

individual atau group behavior menjadi defensif (karena dianggap “lomba lari” antar group) 🏃 ;

di level organisasi, setelah beberapa kali OKR menjadi sebuah Business As Usual saja (karena salah meletakkan konteks, misalnya dipakai untuk referensi siapa yang dapat bonus, atau yang buat OKR cuma 1 saja yang lainnya ngikut sama OKR top level) 😴 ;

sandbagging = mirip-mirip Business as Usual, tapi bukan tentang membuat OKR nya, namun lebih ke menggunakan usahanya dalam mencapai OKR. 😑 .

Photo by Austin Distel on Unsplash

Dalam menggunakan OKR, apalagi dari tim yang sebelumnya pernah menggunakan KPI, yang pertama perlu dilakukan adalah membedakan konteks peruntukan OKR dan peruntukan KPI.

OKR adalah motivation tool, sementara KPI adalah performance tool.

Jika kali pertama kita menerapkan OKR, pendekatan OKR Engagement Model dari Felipe Castro bisa dipakai, setidaknya selama 3 sd 6 bulan pertama transisi ke OKR:

1️⃣coba dulu membuat OKR per team, yang sifatnya Agile Goals = artinya berbasis cadence / irama (kecil-kecil, pendek-pendek, tapi diulang terus-menerus);

2️⃣kalau sudah biasa, coba membuat terapkan Simplicity = goal setting dilakukan dengan cepat dalam team, kembali dengan pendekatan pendek-pendek, kecil-kecil;

3️⃣baru kalau sudah biasa, coba integrasikan/orkestrasikan dalam kerangka organisasi = Nested Cadence;

4️⃣selanjutnya baru buat Tracking Ceremonies = setiap bulan misalnya, menerapkan Townhall Meeting atau Pleno Meeting untuk membahas Key Results dalam OKR.

Satu lagi … OKR by design bukan untuk dicapai 100% atau bukan juga untuk dicapai > 100% … Ketika menetapkan beberapa Key Results, dari awal mindset kita adalah mencari sesuatu yang kira-kira nilai sweet spot nya antara 60 sd 70%.

--

--