Growth Mindset di ASN Lahirkan Inovasi Sistem Satu Pintu Exim

Agile Innovation Labs
3 min readMar 9, 2022

--

Picture source: https://harianriau.co/

Tidak semua orang mau berhadapan atau bahkan berteman dengan masalah yang dihadapi. Terkadang, jalan pintas dipilih untuk menghindari potensi masalah yang akan timbul. Lain halnya dengan Bapak Anton Martin, Kepala Bea Cukai di Pelabuhan Tanjung Emas. Beliau memilih untuk berteman dengan masalah agar dapat menemukan solusi yang ‘out of the box’ dalam menjalankan tugasnya.

“Kalau saya ketemu (dengan pengguna jasa), saya tanya, ‘ada masalah apa?’. Kalau ada masalah, saya dengarkan, itu kesempatan. Menurut saya (mendengarkan masalah) lama-kelamaan akan membangun pola pikir (untuk menyelesaikannya)”. Karena itulah banyak ide-ide pioneer yang lahir di Bea Cukai Tanjung Emas, Jawa Tengah.

Selama ini role model Pelabuhan di Indonesia adalah Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, tapi ternyata Pelabuhan Tanjung Emas bisa menjadi benchmark dengan melakukan inovasi dan sebagai ‘lokomotif’ perubahan dalam penataan Ekosistem Logistik Nasional untuk memperbaiki iklim investasi dan meningkatkan daya saing Perekonomian Nasional.

Masalah mulai disadari, ketika eksportir berbagi keresahan dalam proses pengiriman melalui pelabuhan. Mereka merasa proses pemeriksaan kurang efisien, karena perlu dilakukan beberapa kali oleh instansi yang berbeda, padahal masih di dalam negara yang sama. Tidak sampai di situ, keresahan lainnya dalam bentuk kerugian waktu, biaya, hingga takut tertinggal kapal saat pengiriman menjadi kendala lainnya.

Adanya masalah tersebut, membuat Bapak Anton dan tim membuat suatu terobosan dengan berkolaborasi bersama instansi terkait membuat suatu sistem yang dinamakan ‘Single Submission (SSm)-Joint Inspection’. Tujuannya untuk mengefisienkan serta menyelaraskan pengisian dokumen dan pemeriksaan barang ekspor/impor ke dalam suatu sistem yang terintegrasi.

Apa yang dilakukan sistem ini? Efisiensi pengisian dokumen ekspor/impor ke dalam sistem untuk Permohonan Pemeriksaan Karantina (PPK) dan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) serta proses pemeriksaan barang oleh instansi kepabeanan dan karantina sesuai dengan kewenangannya. Semua prosesnya terpantau dalam satu platform yang terdapat di Indonesia National Single Windows (INSW) serta platform yang dibuat oleh PT. Pelindo unuk aplikasi teknis operasional untuk Joint Inspection sehingga semua proses bisa transparan.

Manfaat lainnya yang diberikan SSm adalah efisiensi waktu sampai dua hari, hingga barang siap diangkut ke kapal. Selain itu, SSm juga mengefisienkan anggaran logistik Indonesia yang tinggi yaitu 26% di tahun 2013 (World Bank) dan 23,5% di tahun 2016 (ALFI) dengan target 17% GDP di tahun 2024. Sekarang ini, efisiensi anggaran logistik mulai terasa yaitu penghematan biaya kontainer sekitar 1,5–1,7 juta per kontainer dan memangkas waktu 1–2 hari.

Apakah semudah itu pengaplikasiannya? Tentu tidak, muncul beberapa masalah dari inovasi yang dilakukan. Mulai dari internal dengan sistem birokrasinya, instansi terkait dengan capaian yang dituju, hingga buruh yang terdampak pada sistem pengangkutan (seharusnya dua kali menjadi satu kali).

Tetapi dengan adanya tujuan yang clear, penyamaan persepsi, dan keberhasilan yang ditampilkan perlahan sistem SSm diterima oleh pihak terkait. Adanya keunggulan pada efisiensi waktu dan dana, serta pengerjaan yang presisi diharapkan dapat mengundang investor untuk berkolaborasi, sehingga akan meningkatkan pendapatan Daerah Jawa Tengah.

Sistem SSm sudah diaplikasikan ke beberapa pelabuhan di Indonesia dan Pelabuhan Tanjung Emas dijadikan rujukan untuk studi banding sistem tersebut. Kegiatan ini tidak hanya ditujukan kepada Instansi Bea Cukai saja, tetapi instansi lain yang terkait dalam proses ekspor impor di pelabuhan.

Berdasarkan pengalaman Pak Anton, ide atau inovasi yang dilakukan tidak selamanya berhasil. Walaupun secara teoritis sudah terbukti, tapi keadaan di lapangan akan berbeda. Tugas kita yaitu mengakui jika ada kesalahan, memperbaikinya dan terus mencoba untuk melakukan terobosan.

Diterima atau tidak, yang penting niat dan effort yang diberikan sudah maksimal. Jika tidak bisa dilakukan sekarang, mungkin di masa yang akan datang, akan ada yang mengaplikasikannya.

Ditulis oleh
Innovation Learning Squad
Social Innovation Hub Indonesia

--

--